Pada jenuh dengan rumus-rumus matematika yang menurut kalian membosankan? Nah, kali ini saya akan hadirkan sejumlah game seru buat nge-ilangin rasa bosan kalian saat menatap rumus yang itu-itu saja. Tapi games-nya tetep seputar matematika kok! Santai, Let's begin!!!
Pernah suatu ketika dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas seorang siswa menyeletuk: "Pak, kenapa sih orang duduk melingkar saja mesti dipersoalkan? Kalau cuma mau duduk mbok ya tinggal duduk saja, ngapain repot-repot menghitung-hitung caranya..."
Saya
pikir apa yang dikemukakan siswa ini ada benarnya juga. Kenapa pula
perlu mempelajari peluang dadu yang dilempar jika pada akhirnya harus
mengatakan kalau judi menggunakan dadu itu haram? Pengambilan contoh
permasalahan di atas bisa dikatakan sebuah "blunder" jika guru tidak mempunyai persiapan dalam memberikan penjelasan yang tepat bagi anak. Pertanyaan "nyleneh"
seperti di atas sebenarnya bisa diminimalisir andaikan guru dalam
mengawali proses pembelajaran suatu bab memberikan apersepsi yang cukup
kepada anak berupa contoh-contoh masalah kontekstual yang terkait dengan
materi yang akan dipelajari. Selain itu diharapkan siswa pun akan
merasa tertarik dan tertantang untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Salah satu model yang dilakukan
untuk menarik perhatian siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung
yaitu melalui pembelajaran dengan melakukan apersepsi atau pembukaan
dengan menghubungkan materi yang telah disampaikan dengan materi yang
akan disampaikan. Apersepsi ini dilakukan untuk menarik perhatian siswa
sehingga siswa fokus pada materi yang diberikan dan dalam pemberian
materi sebaiknya harus disertai media yang mendukung sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, kemudian
mengakhiri pelajaran dengan menarik kesimpulan. Variasi gaya penyajian,
model pembelajaran, menggunakan media yang menarik disesuaikan dengan
materi pelajaran, maka diharapkan proses pembelajaran tersebut sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Dalam proses pembelajaran di
kelas, khususnya pada mata pelajaran matematika, mengkaitkan materi
dengan hal-hal yang kontekstual merupakan satu hal yang penting untuk
dilakukan agar pembelajaran tidak terkesan tidak ada manfaatnya. Selain
itu, memberikan teka-teki atau games matematika,
kadang berhasil menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran. Dalam beberapa kali proses pembelajaran saya selalu
menyiapkan sebuah game matematika atau permainan teka-teki sederhana yang tidak memerlukan penyelesaian yang rumit dan terbukti dapt menambah antusiasme serta peran aktif siswa di dalam kelas.
Berikut
ini adalah satu contoh permainan/teka-teki soal peluang yang menurut
saya cukup menarik dan bisa membawa siswa untuk mempelajari konsep
peluang. Persoalannya adalah sebagai berikut.
Permasalahan 1:Sepasang pengantin baru yang baru saja melangsungkan pernikahan berencana mempunyai empat anak. Si suami menginginkan dari keempat anaknya itu nanti dua anak berjenis kelamin perempuan dan dua lainnya laki-laki. Sedangkan Si istri menginginkan keempat anaknya terdiri dari tiga anak berjenis kelamin sama dan satu yang lainnya berbeda. Dari dua buah keinginan itu, peluang siapakah yang lebih besar akan terjadi?
Permasalahan 2:Pada suatu hari anda berjalan-jalan di sebuah pasar untuk membeli apel. Ada seorang pedagang buah yang menawarkan buahnya dengan cara unik. Dia menaruh 5 buah apel berwarna merah dan 2 apel berwarna hijau ke dalam suatu kotak. Ketujuh apel itu identik dan besarnya sama. Anda diminta membayar Rp. 5.000,- lalu boleh mengambil secara acak tiga buah apel. Jika ketiganya berwarna merah maka Anda boleh membawa pulang semuanya. Tetapi jika ada yang berwarna hijau maka anda hanya boleh membawa pulang apel yang berwarna hijau tersebut. Harga normal apel merah adalah Rp 5.000,- per butir, sedangkan harga apel hijau adalah Rp. 3.000,- per butir. Apakah anda akan mengambil kesempatan yang ditawarkan oleh pedagang buah tersebut?
Hayooo, siapa yang bisa? Mudahkan?
semoga matematika kalian menyenangkan..
Wassalamualaikum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar