Assalamualaikum sobat,
kali ini saya akan bercerita tentang sejarah matematika, menurut kalian apa alasan matematika masuk ke Indonesia? dan Bagaimana proses masuknya? Mmm.. penasaran kan? Kita simak sama-sama...
Penemu Matematika dan Awal Perkembangan Matematika di Dunia
Penemu matematika untuk
pertama kalinya belum bisa dipastikan sampai saat ini. Namun untuk
pertama kalinya matematikawan pertama yang merumuskan teorema atau
proposisi adalah Thales (624-550 SM). Merujuk pada pemastian atas penemu matematika
yang sebenarnya, sehingga terjadi beberapa pangkajian atas sejarah dari
terbentuknya matematika. Cabang pengkajian yang dikenal sebagai sejarah
matematika adalah penyelidikan terhadap asal mula penemuan di dalam
matematika dan sedikit perluasannya, penyelidikan terhadap metode dan
notasi matematika pada masa silam.
![]() |
Sebelum zaman modern dan penyebaran
ilmu pengetahuan ke seluruh dunia, contoh-contoh tertulis dari
pengembangan matematika telah mengalami kemilau hanya di beberapa
tempat. Tulisan matematika terkuno yang telah ditemukan adalah Plimpton
322 (matematika Babilonia sekitar 1900 SM), Lembaran Matematika Rhind
(Matematika Mesir sekitar 2000-1800 SM) dan Lembaran Matematika Moskwa
(matematika Mesir sekitar 1890 SM). Semua tulisan itu membahas teorema
yang umum dikenal sebagai teorema Pythagoras, yang tampaknya menjadi
pengembangan matematika tertua dan paling tersebar luas setelah
aritmetika dasar dan geometri.
Awal Perkembangan Matematika dari para Penemu Matematika di Dunia
Matematika Cina membuat sumbangan
dini, termasuk notasi posisional. Sistem bilangan Hindu-Arab dan aturan
penggunaan operasinya, digunakan hingga kini, mungkin dikembangakan
melalui kuliah pada milenium pertama Masehi di dalam matematika India
dan telah diteruskan ke Barat melalui matematika Islam. Matematika
Islam, pada gilirannya, mengembangkan dan memperluas pengetahuan
matematika ke peradaban ini. Banyak naskah berbahasa Yunani dan Arab
tentang matematika kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, yang
mengarah pada pengembangan matematika lebih jauh lagi di Zaman
Pertengahan Eropa.
Dari zaman kuno melalui Zaman
Pertengahan, ledakan kreativitas matematika seringkali diikuti oleh
abad-abad kemandekan. Bermula pada abad Renaisans Italia pada abad
ke-16, pengembangan matematika baru, berinteraksi dengan penemuan ilmiah
baru, dibuat pada pertumbuhan eksponensial yang berlanjut hingga kini.
Asal mula pemikiran dari penemu matematika
terletak di dalam konsep bilangan, besaran, dan bangun. Pengkajian
modern terhadap fosil binatang menunjukkan bahwa konsep ini tidak
berlaku unik bagi manusia. Konsep ini mungkin juga menjadi bagian
sehari-hari di dalam kawanan pemburu. Bahwa konsep bilangan berkembang
tahap demi tahap seiring waktu adalah bukti di beberapa bahasa zaman
kini mengawetkan perbedaan antara "satu", "dua", dan "banyak", tetapi
bilangan yang lebih dari dua tidaklah demikian.
Benda matematika tertua yang sudah
diketahui adalah tulang Lebombo, ditemukan di pegunungan Lebombo di
Swaziland dan mungkin berasal dari tahun 35000 SM. Tulang ini berisi 29
torehan yang berbeda yang sengaja digoreskan pada tulang fibula baboon.
Terdapat bukti bahwa kaum perempuan biasa menghitung untuk mengingat
siklus haid mereka; 28 sampai 30 goresan pada tulang atau batu, diikuti
dengan tanda yang berbeda. Juga artefak prasejarah ditemukan di Afrika
dan Perancis, dari tahun 35.000 SM dan berumur 20.000 tahun, menunjukkan
upaya dini untuk menghitung waktu.
Tulang Ishango, ditemukan di dekat
batang air Sungai Nil (timur laut Kongo), berisi sederetan tanda lidi
yang digoreskan di tiga lajur memanjang pada tulang itu. Tafsiran umum
adalah bahwa tulang Ishango menunjukkan peragaan terkuno yang sudah
diketahui tentang barisan bilangan prima atau kalender lunar enam bulan.
Periode Predinastik Mesir dari milenium ke-5 SM, secara grafis
menampilkan rancangan-rancangan geometris. Telah diakui bahwa bangunan
megalit di Inggris dan Skotlandia, dari milenium ke-3 SM, menggabungkan
gagasan-gagasan geometri seperti lingkaran, elips, dan tripel Pythagoras
di dalam rancangan mereka.
1. Matematika Babilonia
Matematika Babilonia merujuk pada
seluruh matematika yang dikembangkan oleh bangsa Mesopotamia (kini Iraq)
sejak permulaan Sumeria hingga permulaan peradaban helenistik. Dinamai
"Matematika Babilonia" karena peran utama kawasan Babilonia sebagai
tempat untuk belajar. Pada zaman peradaban helenistik Matematika
Babilonia berpadu dengan Matematika Yunani dan Mesir untuk membangkitkan
Matematika Yunani. Kemudian di bawah Kekhalifahan Islam, Mesopotamia,
terkhusus Baghdad, sekali lagi menjadi pusat penting pengkajian
Matematika Islam.
Bertentangan dengan langkanya sumber
penemu Matematika di Mesir, pengetahuan Matematika Babilonia diturunkan
dari lebih daripada 400 lempengan tanah liat yang digali sejak 1850-an.
Ditulis di dalam tulisan paku, lempengan ditulisi ketika tanah liat
masih basah, dan dibakar di dalam tungku atau dijemur di bawah terik
matahari. Beberapa di antaranya adalah karya rumahan.
2. Matematika Mesir
Matematika Mesir merujuk pada
matematika yang ditulis di dalam bahasa Mesir. Sejak peradaban
helenistik, Yunani menggantikan bahasa Mesir sebagai bahasa tertulis
bagi kaum terpelajar Bangsa Mesir, dan sejak itulah matematika Mesir
melebur dengan matematika Yunani dan Babilonia yang membangkitkan
Matematika helenistik. Pengkajian matematika di Mesir berlanjut di bawah
Khilafah Islam sebagai bagian dari matematika Islam, ketika bahasa Arab
menjadi bahasa tertulis bagi kaum terpelajar Mesir.
3. Matematika Cina
Matematika Cina permulaan adalah
berlainan bila dibandingkan dengan yang berasal dari belahan dunia lain,
sehingga cukup masuk akal bila dianggap sebagai hasil pengembangan yang
mandiri. Tulisan matematika yang dianggap tertua dari Cina adalah Chou
Pei Suan Ching, berangka tahun antara 1200 SM sampai 100 SM, meskipun
angka tahun 300 SM juga cukup masuk akal.
Peradaban terdini anak benua India
adalah Peradaban Lembah Indus yang mengemuka di antara tahun 2600 dan
1900 SM di daerah aliran Sungai Indus. Kota-kota mereka teratur secara
geometris, tetapi dokumen matematika yang masih terawat dari peradaban
ini belum ditemukan.
4. Matematika Vedanta
Matematika Vedanta dimulakan di
India sejak Zaman Besi. Shatapatha Brahmana (kira-kira abad ke-9 SM),
menghampiri nilai π, dan Sulba Sutras (kira-kira 800–500 SM) yang
merupakan tulisan-tulisan geometri yang menggunakan bilangan irasional,
bilangan prima, aturan tiga dan akar kubik; menghitung akar kuadrat dari
2 sampai sebagian dari seratus ribuan; memberikan metode konstruksi
lingkaran yang luasnya menghampiri persegi yang diberikan, menyelesaikan
persamaan linear dan kuadrat; mengembangkan tripel Pythagoras secara
aljabar, dan memberikan pernyataan dan bukti numerik untuk teorema
Pythagoras.
Penemu matematika di Yunani merujuk
pada matematika yang ditulis di dalam bahasa Yunani antara tahun 600 SM
sampai 300 M. Matematikawan Yunani tinggal di kota-kota sepanjang
Mediterania bagian timur, dari Italia hingga ke Afrika Utara, tetapi
mereka dibersatukan oleh budaya dan bahasa yang sama. Matematikawan
Yunani pada periode setelah Iskandar Agung kadang-kadang disebut
Matematika Helenistik.
5. Matematika Yunani
Matematika Yunani lebih berbobot
daripada matematika yang dikembangkan oleh kebudayaan-kebudayaan
pendahulunya. Semua naskah matematika pra-Yunani yang masih terpelihara
menunjukkan penggunaan penalaran induktif, yakni pengamatan yang
berulang-ulang yang digunakan untuk mendirikan aturan praktis.
Sebaliknya, matematikawan Yunani menggunakan penalaran deduktif. Bangsa
Yunani menggunakan logika untuk menurunkan simpulan dari definisi dan
aksioma, dan menggunakan kekakuan matematika untuk membuktikannya.
Sumbangan matematikawan Yunani
memurnikan metode-metode (khususnya melalui pengenalan penalaran
deduktif dan kekakuan matematika di dalam pembuktian matematika) dan
perluasan pokok bahasan matematika. Kata "matematika" itu sendiri
diturunkan dari kata Yunani kuno, μάθημα (mathema), yang berarti "mata
pelajaran".
Hufftt.. nggak akan ada habisnya kalau bahas yang satu ini, sekian ya sobat, sampai jumpa..
Wassalamualaikum
Sejarah Matematika Kata
"matematika" berasal dari kata μάθημα (máthema) dalam bahasa Yunani
yang diartikan sebagai "sains, ilmu pengetahuan, atau belajar" juga
μαθηματικός (mathematikós) yang diartikan sebagai "suka belajar ilmu
matematika telah banyak dikenal orang pada masa pra sejarah. Banyak
ditemukan berbagai tulisan matematika di berbagai wilayah yang merupakan
sisa peninggalan zaman prasejarah, di antaranya : a) matematika
Babilonia tahun 1900 SM, ditemukan oleh Plimpton; b) matematika Moskow
di Mesir tahun 1850 SM; c) matematika Rhind di Mesir tahun 1650 SM; d)
sulbha sutra / matematika India tahun 800 SM. Matematika tumbuh dan
berkembang karena proses berpikir. Oleh karena itu logika merupakan
dasar untuk terbentuknya matematika. Logika adalah bayi matematika,
sebaliknya matematika adalah masa dewasa logika. Pada awal perkembangan
matematika di Indonesia setelah penjajahan Belanda dan Jepang, digunakan
istilah ”Ilmu Pasti” untuk matematika. Dalam penyelenggaraan di sekolah
digunakan berbagai istilah cabang matematika seperti (1) Ilmu Ukur, (2)
Aljabar, (3) Trigonometri, (4) Goniometri, (5) Stereometri, (6) Ilmu
Ukur Lukis, dan lain sebagainya. Sejarah matematika termasuk bagian dari
matematika. Sejarah matematika tidak saja ada karena keberadaannya
merupakan suatu keniscayaan, tetapi ia juga penting karena dapat memberi
pengaruh kepada perkembangan matematika dan pembelajaran matematika.
Matematika yang ”diciptakan” oleh manusia terdahulu, memberi ilham bagi
paradigma pembelajaran yang bersifat konstruktivistik sebagai bentuk
implikasi sejarah matematika dalam pembelajaran. Siswa-siswi
diperbolehkan menggunakan usahanya sendiri dalam menyelesaikan masalah
matematika. Bahkan, siswa dan siswi diberi kebebasan dalam menggunakan
bahasa dan lambangnya sendiri. Paradigma semacam ini menjadi suatu
kecenderungan dalam pembelajaran matematika realistik atau
konstruktivis. Perkembangan matematka dalam diri individu (ontogeny)
mungkin saja mengikuti cara yang sama dengan perkembangan matematika itu
sendiri (phylogeny). Sejarah matematika meliputi beberapa dimensi
berbeda, yaitu (1) sebagai materi pembelajaran kuliah, (2) sebagai
konteks materi pembelajaran, (3) sebagai sumber strategi pembelajaran.
Di samping itu, dalam penggunaannya sejarah matematika mempunya beberapa
manfaat, di antaranya: a) Understanding, yaitu bahwa dengan mengikuti
jalan perkembangan suatu konsep matematika bahwa siswa-siswi akan lebih
memahami konsep tersebut; b) Enthusiasm, yaitu penggunaan sejarah
matematika dapat meningkatkan motivasi, kesenagan dan kepercayaan diri
dalam belajar matematika; c) Skill, yaitu dengan menelaah suatu tema
dalam sejarah matematika, siswa-siswi diajak untuk belajar keterampilan
meneliti, selain keterampilan matematika. 1.2 Tahapan dalam Matematika
Disiplin utama dalam matematika didasarkan pada kebutuhan perhitungan
dalam perdagangan, pengukuran tanah, dan pemprediksian peristiwa dalam
astronomi. Ketiga kebutuhan ini secara umum berkaitan dengan ketiga
pembagian umum bidang matematika: struktur, ruang, dan perubahan. a)
Pelajaran tentang struktur dimulai dengan bilangan. Pertama dan yang
sangat umum adalah bilangan natural dan bilangan bulat berikut operasi
arimetikanya, yang dijabarkan dalam aljabar dasar. Sifat bilangan bulat
yang lebih mendalam dipelajari dalam teori bilangan. b) Ilmu tentang
ruang berawal dari geometri, yaitu geometri Euclid dan trigonometri dari
ruang tiga dimensi (yang juga dapat diterapkan ke dimensi lainnya),
kemudian belakangan juga digeneralisasi ke geometri Noneuclid yang
memainkan peran sentral dalam teori relativitas umum. Bidang ilmu modern
tentang geometri diferensial dan geometri aljabar menggeneralisasikan
geometri ke beberapa arah: geometri diferensial menekankan pada konsep
fungsi, buntelan, derivatif, smoothness, dan arah. Sementara itu, dalam
geometri aljabar, objek-objek geometris digambarkan dalam bentuk
sekumpulan persamaan polinomial. c) Mengerti dan mendeskripsikan
perubahan pada kuantitas yang dapat dihitung adalah suatu yang biasa
dalam ilmu pengetahuan alam, dan kalkulus dibangun sebagai alat untuk
tujauan tersebut. Konsep utama yang digunakan untuk menjelaskan
perubahan variabel adalah fungsi. Banyak permasalahan yang berujung
secara alamiah kepada hubungan antara kuantitas dan laju perubahannya,
dan metoda untuk memecahkan masalah ini adalah topik dari persamaan
differensial. d) Untuk merepresentasikan kuantitas yang terus menerus
digunakanlah bilangan riil. Di sisi lain, studi mendetail dari
sifat-sifatnya dan sifat fungsi nilai riil dikenal sebagai analisis
riil. Agar dapat menjelaskan dan menyelidiki dasar matematika, bidang
teori pasti, logika matematika, dan teori model dikembangkan.
Bidang-bidang penting dalam matematika terapan ialah statistik, yang
menggunakan teori probabilitas sebagai alat dan memberikan deskripsi
itu, analisis dan perkiraan fenomena dan digunakan dalam seluruh ilmu.
Analisis bilangan menyelidiki teori yang secara tepat guna memecahkan
bermacam masalah matematika secara bilangan pada komputer dan mengambil
kekeliruan menyeluruh ke dalam laporan. 1.3 Pengertian Matematika Apa
sebenarnya matematika itu? Pada saat berbicara tentang matematika, yang
terbayang dalam pikiran kita selalu tentang “bilangan”, “angka”,
“simbol-simbol”, atau “perhitungan”. Pakar yang sangat tertarik dengan
perilaku bilangan, melihat matematika dari sudut bilangan. Pakar lain
lebih mencurahkan perhatian kepada struktur-struktur, dengan melihat
matematika dari sudut pandang struktur-strukturnya. Pakar lain lebih
tertarik pada pola pikir atau sistematika, maka ia melihat matematika
dari sudut pandang sistematikanya. Adakah definisi tunggal matematika
yang disepakati bersama? Berdasarkan uraian di atas, beberapa definisi
atau ungkapan pengertian matematika hanya dikemukakan terutama berfokus
pada sudut pandang pembuat definsi tersebut. Hal demikian dikemukakan
dengan maksud agar pembaca dapat menangkap dengan mudah keseluruhan
pandangan para ahli matematika. Dengan kata lain tidak terdapat satu
definisi yang tunggal dan disepakati oleh semua tokoh atau pakar
matematika. Di bawah ini disajikan beberapa definisi atau pengertian
tentang matematika. • Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang
eksak dan terorganisasi secara sistematik. • Matematika adalah
pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasinya. • Matematika adalah
pengetahuan tentang penalaran logis dan berhubungan dengan bilangan. •
Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan
masalah tentang ruang dan bentuk. • Matematika adalah pengetahuan
tentang struktur-struktur yang logis. • Matematika adalah pengetahuan
tentang aturan-aturan yang ketat. Dengan begitu banyak cabang matematika
dan begitu luas lapangan garapnya, bagaimana kita dapat menggambarkan
matematika secara sederhana? Jadi, bila kita harus menjawab pertanyaan
matematika itu apa, maka kita hanya bisa mendeskripsikan beberapa
sifatnya. Dengan cara begini pula para ahli telah mendeskripsikan
matematika. Sebagian definisi begitu sederhana dan sebagian yang lain
cukup kompleks, tetapi tidak ada deskripsi yang menjadi suatu definisi
formal matematika. Apa saja sifat-sifat yang sering digunakan para ahli
untuk mendeskripsikan matematika? Pada topik berikutnya kita akan
membahas sifat atau karakteristik tersebut beserta implikasinya pada
pembelajaran matematika. 1.4 Beberapa Contoh Sejarah Perkembangan
Matematika Contoh 1: Pembelajaran yang Realistik/Konstruktivis Pemahaman
pembagian sebagai distribusi sesungguhnya tidak membutuhkan ”ceramah”
dari guru, karena siswa memiliki potensi untuk ”menemukan” konsep
tersebut. Lalu daripada langsung menyuguhkan lambang formal semacam 36 :
3, guru dapat menggunakan soal yang kontekstual, seperti di bawah ini.
Tiga anak akan membagi 36 permen sama rata. Berapa permen yang akan
diperoleh oleh tiap-tiap anak? Gambar 1.2. Anak dan Kumpulan Permen
Siswa-siswi mungkin akan menemukan salah satu dari model atau prosedur
penyelesaian berikut ini: a) Membagi dengan dasar geometris, yaitu
dengan membagi susunan permen menjadi tiga daerah bagian yang sama.
1361363626353287049 b) Mendistribusi satu demi satu. Mungkin dengan
menyilang permen yang telah didistribusi ke salah satu anak.
13613636601385255964 c) Mengelompokkan tiga-tiga. Mungkin dengan
pertimbangan setiap kali permen didistribusi, akan terdistribusi ke tiga
orang anak. Model atau strategi penyelesaian tersebut di atas secara
implisit memuat ide tentang pengurangan berulang (repeated subraction)
maupun bagi adil (fair sharing), bahkan ide tentang kebalikan perkalian
(invers of mmultiplication). Tugas guru adalah memfasilitasi siswa-siswi
sampai pada ide-ide tersebut sebelum benar-benar menyatakannya sebagai
kalimat matematika formal (penggunaan simbol dan konsep/prinsip
matematika). Contoh 2: Sejarah Bilangan Negatif dan Bilangan Positif di
Cina Kuno Di Cina, penggunaan bilangan positif ditandai dengan batang
(atau gambar batang) merah, sedangkan bilangan negatif ditandai dengan
batang hitam. Mungkin ini telah dikenal ribuan tahun yang lalu, dan kita
dapat melihatnya pada Jianzhong Suanshu (antara tahun 206 SM – 220 M).
Apa yang digunakan oleh orang Cina Kuno tersebut dapat digunakan dalam
pembelajaran untuk menunjukkan bilangan bulat (bulat positif, nol, dan
bulat negatif). Illustrasi dari Cina kuno dapat digunakan untuk
menunjukkan sifat negatif sebagai hutang dan positif sebagai piutang
(atau mempunya). Contoh 3: Batang Napier dalam Pembelajaran aturan
perkalian John Napiler (1550 – 1617) dalam bukunya Rabdologiae yang
diterbitkan tahun 1617 menyuguhkan sebuah alat melakukan perkalian yang
disebut Batang Napiler dan menjadi terkenal pada zamannya. Alat tersebut
menggunakan prinsip perkalian desimal yang telah dikenal di Arab
melalui apa yang disebut lattice diagram. Sebuah batang Napiler terdiri
atas 10 kotak, dengan kotak teratas menunjukkan sebuah bilangan dasar
(digit) dan kotak selanjutnya berturut-turut merupakan hasil perkalian
bilangan dasar tersebut dengan bilangan 1 hingga 9 dengan bagian satuan
diletakkan di posisi tengah diagonal dan bagian puluhan diletakkan di
bagian atas diagonal. Sebagai contoh: bilangan 1615 dikalikan dengan
bilangan 365. Cara menyelesaikannya adalah (a) susun Batang Napiler 1,
6, 1, dan 5; (b) perhatikan bahwa hasil 3 x 1615 ditunjukkan oleh
bilangan dalam tiap daerah diagonal yaitu 4 (dari 3 + 1), 8 (dari 8 +
0), 4 (dari 3 + 1) dan 5 (dari 5 saja), sehingga hasilnya 4845. (c)
Demikian seterusnya untuk perkalian 5 (1615) dan 6 (1615). (d) Jumlahkan
ketiga hasil sesuai urutan posisi bilangan pengali. Hal ini dapat
dilihat pada gambar berikut. 13613636891214284308
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/boedis2/yuuk-kenali-sejarah-matematika_552924d96ea83498708b4592
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/boedis2/yuuk-kenali-sejarah-matematika_552924d96ea83498708b4592
Tidak ada komentar:
Posting Komentar